ARTICLE AD BOX
Merespon hal tersebut, Ketua Umum (Ketum) Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan kenaikan harga itu dipastikan akan meningkatkan modal dari penggilingan saat membeli beras ke petani.
"Bagi penggilingan padi modalnya akan meningkat kalau dulunya Rp 6.000/kg, sekarang harga belinya Rp 6.500/kg, sehingga butuh modal lebih meningkat. Apakah nanti keuntungannya akan berkurang? Mungkin juga bisa berkurang," kata dia di Kementerian Pertanian, seperti dilansir detikcom, Kamis (2/1).
Meski demikian, menurutnya ketetapan naiknya HPP gabah dilakukan lebih awal ini dinilai tepat waktu. Jadi, bukan ditetapkan ketika saat panen raya terjadi.
"Kalau setelah panen itu bukan petani lagi yang menikmati, bagi penggilingan padi jadi pusing sendiri. Tiba-tiba naik tetapi naiknya di belakang, kita tidak bisa membuat rencana lebih baik," ucapnya.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan untuk menaikkan harga acuan dua komoditas, yaitu gabah dan jagung.
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah naik menjadi Rp 6.500 per kilogram dan Harga Acuan Pembelian (HAP) jagung menjadi Rp 5.500 per kilogram.
Hal ini diputuskan dalam rapat terbatas soal pangan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2024) lalu. Semua menteri di bawah koordinasi Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) hadir dalam rapat tersebut.
"Kita tadi sudah diputuskan membawa ke Presiden, kabar gembira untuk para petani, harga gabah sudah disepakati naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500. Dua, jagung disepakati harganya naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 5.500," papar Zulhas usai rapat.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa penyesuaian kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah, beras dan jagung dilakukan untuk mendukung pencapaian target swasembada pangan.
"Dalam mengejar pencapaian swasembada pangan, Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menetapkan penyesuaian kebijakan harga pembelian Pemerintah gabah kering panen beras dan jagung pakan," kata Arief dalam keterangan di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis.
Dia menyampaikan bahwa harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) beras dan jagung pakan sebagai dasar Perum Bulog untuk menyerap hasil produksi petani dalam negeri.
"Hal tersebut merupakan salah satu kesimpulan dalam Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta pada Senin (30/12)," ujarnya.
Arief menuturkan atas komando langsung dari Presiden Prabowo Subianto, diharapkan penyesuaian HPP gabah, beras dan jagung pakan dapat menyejahterakan petani Indonesia dan meningkatkan produktivitas pertanian. 7