ARTICLE AD BOX
Jalan nasional tersebut ambles setinggi 8 meter akibat terkikis aliran air. Kondisi ambles itu cukup parah bahkan setengah badan jalan tidak tidak dapat dilintasi karena tanah beserta aspalnya jebol.
Perbekel Pacung, Gede Kardiana mengatakan jebolnya jalan tersebut diketahui pada, Senin sekitar pukul 02.00 Wita. Adapun jalan yang ambles pada sisi utara dengan panjang 20 meter dan lebar dua meter. Jebolnya jalan itu, disebut karena tergerus senderan air akibat bocornya pipa saluran air yang dikelola PDAM. “Jebol senderannya karena pipa PDAM milik (Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng) bocor. Sekitar lima hari terus terkena air. Sehingga terkikis senderannya dan membuat tanah labil,” ujar Kardiana, Senin siang.
Kardina menyebut, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat jebolnya jalan tersebut, pihaknya telah memasang pembatas jalan dan dijaga oleh petugas desa. Mengingat kendaraan yang melintas di jalan yang berlokasi di sebelah barat Pura Ponjok Batu Tejakula tersebut cukup banyak serta kerap dilintasi kendaraan besar dengan beban berat.
Saat ini jalan tersebut diberlakukan buka tutup dengan separuh badan jalan. Pengaturan arus lalu lintas dibantu ditangani oleh warga setempat. “Jalan sekarang yang bisa terpakai hanya sebelah, sekarang diberlakukan sistem buka tutup. Ada jalan alternatif, tapi memutar jauh,” kata dia.
Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng telah mendatangi lokasi jalan jebol melakukan asesmen terkait kejadian tersebut. Jebolnya jalan itu pun disebut akan dilaporkan ke Balai Jalan Nasional, mengingat status jalan merupakan jalan nasional.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, pihaknya telah menyerahkan tiga lembar terpal kepada desa untuk menutupi jalan jebol. Selain itu, dari asesmen yang dilakukan pihaknya amblesnya jalan tersebut juga merusak dua buah jukung dan satu mesin penarik jukung milik warga setempat yang berada di bawahnya. “Kerusakan jukung menjadi tanggung jawab dari pihak PDAM Buleleng. Untuk nilai kerusakan, sementara masih dalam penghitungan Tim Balai Jalan,” kata dia dikonfirmasi terpisah.
Ariadi Pribadi mengatakan, jebolnya jalan penghubung Kabupaten Buleleng dengan Kabupaten Karangasem itu akibat bocornya pipa induk galvanis milik PDAM dengan diameter 10 inchi sejak tanggal 1 Januari 2025 lalu. “Air akhirnya menggerus senderan dan badan jalan sehingga jebol,” jelasnya.
Jalan ambles ditutupi terpal. –MUZAKKY
BPBD Provinsi Bali juga melaporkan sejumlah kejadian bencana yang terjadi, Senin kemarin termasuk jalan jebol di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin menyampaikan, jalan jebol diakibatkan pipa PDAM yang bocor sehingga menimpa dua perahu nelayan dan peralatan perahu milik warga Nyoman Sukiadi.
“Kerusakan ditaksir sebesar Rp 20 juta rupiah. Nihil laporan korban jiwa/luka,” ujar Rentin dalam keterangan resmi, Senin malam. Selain jalan jebol, BPBD Bali juga melaporkan adanya pohon tumbang di Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Senin kemarin. Kejadian telah ditangani dan akses jalan kembali normal, serta nihil laporan korban jiwa/luka.
Lebih jauh, Rentin menyampaikan curah hujan yang tinggi dan angin kencang masih menjadi penyebab sedikitnya 18 kejadian bencana pada awal tahun 2025, 1-5 Januari 2025. Kejadian bencana di awal tahun dilaporkan nihil korban jiwa/luka sementara kerusakan menyebabkan kerugian sebesar Rp132 juta.
Kejadian pohon tumbang dilaporkan di 12 titik, dengan rincian di Kabupaten Buleleng 2 titik, Kabupaten Gianyar 4 titik, Kabupaten Karangasem 4 titik, dan Kabupaten Tabanan 2 titik. Nihil korban jiwa/luka dan estimasi nilai kerusakan Rp.77 juta.
Sementara kejadian gelombang tinggi dilaporkan di 1 titik yakni Kabupaten Karangasem. Nihil korban jiwa/luka dan estimasi nilai kerusakan 20 juta rupiah. Kejadian tanah longsor terjadi di 5 titik, yakni Kabupaten Karangasem 1 titik, Kabupaten Klungkung 1 titik, Kabupaten Badung 1 titik, dan Kabupaten Gianyar 2 titik. Nihil korban jiwa/luka dan estimasi nilai kerusakan Rp35 juta.
Rentin menegaskan, berdasarkan Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Dasarian III Desember 2024 dari BBMKG Wilayah III Denpasar, Bali sudah memasuki musim hujan. Warga diimbau untuk mewaspadai curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir dan longsor. 7 mzk, adi